INTERAKSI KOMPONEN ABIOTIK DAN BIOTIK PADA EKOSISTEM KEBUN SEKOLAH

LAPORAN PRAKTIKUM

“INTERAKSI KOMPONEN ABIOTIK DAN BIOTIK PADA EKOSISTEM KEBUN SEKOLAH PGSD”

Disusun Oleh :

Devi Febrianto           (A1G010045)

Fitri Kurniah             (A1G010055)

Indrio Winarso          (A1G010065)

Andesty Dwi Ningtias (A1G010075)

Dosen pembimbing : Dr. Endang Widi W., M. Pd.

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Bengkulu

2011


  1. Tujuan:

1.    Menentukan suhu udara dan suhu tanah dikebun sekolah.

2.    Menentukan derajat keasaman tanah.

3.      Menentukan kandungan air didalam tanah atau daya serap tanah terhadap air.

4.    Mengidentifikasi tumbuhan dan hewan yang hidup pada ekosistem kebun sekolah.

 

  1. Alat dan bahan:

1.      Gelas ukur                                   2 buah

2.      Pengaduk kaca atau plastic 2 buah

3.      Thermometer

4.      Cawan petri                                 2 buah

5.      PH-meter

6.      Aquadest atau air mineral

7.      Tanah dari kebun sekolah    200 gram

8.      Tanah humus                             200 gram

9.      Corong plastic                            1 buah

10.  Kantung plastic                           3 buah

11.  Kertas saring                                 3 lembar (15 cm x 15 cm)

12.  Timbangan

13.  Kertas Koran

14.  Tabung erlemeyer                       1 buah

15.  Pisau

16.  Pasir                                                   100 gram

 

C.     Petunjuk Kegiatan atau Langkah Kerja

– Untuk menentukan suhu udara dan suhu tanah dikebun sekolah serta menetukakn derajat

keasaman tanah.

Petunjuk kegiatan :

1.   Ukurlah suhu udara dan suhu tanah di dalam ekosistem kebun sekolah

2.   Ambillah contoh tanah dari kebun sekolah kira-kira 1 sendok makan dan masukkan kedalam cawan petri kemudian hancurkan dan tambahkan air netral serta aduklah hingga rata

3.   Ambillah tanah humus kira-kira 1 sendok makan dan hancurkan kemudian masukkan kedalam cawan petri kemudian hancurkan dan tambahkan air netral serta aduklah hinggah rata

4.  Tunggulah air kembali menjadi jernih dan ukurlah berapa PH atau derajat keasaman air air tanah tersebut.

5.  Tuliskan  berapa besarnya PH atau derajat keasaman  kedua contoh tanah tersebut dalam table.

 

–          Untuk menentukan kandungan air didalam tanah atau daya serap terhadap air:

Penyelidikan cara pertama:

1.  Ambillah tanah basah dari kebun sekolah sebanyak 100 gram kemudian jemurlah diatas Koran hinggah kering

2.   Ambillah pasir basah sebanyak 100 gram kemudian jemurlah di atas kertas Koran hinggah kering

3.   Ambillah tanah humus sebanyak 100 gram kemudian jemurlah di atas kertas Koran hinggah kering

4.  Timbanglah kembali tanah dan pasir yang sudah kering

5.      Hitunglah daya serap tanah terhadap air dengan rumus sebagai berikut:

 

Daya serap tanah = Berat basah – berat kering  X  100%

Berat basah tanah

Penyelidikan cara kedua:

1.      Siapkan tabung erlemeyer yang kering

2.      Siapkan corong plastic dan lapisilah menggunakan kertas penyaring dan letakkan di atas gelas erlemeyer

3.      Tuangkan tanah  yang sudah dikeringkan pada cara pertama di atas corong plastic yang telah dilapisi dengan kertas penyaring, kemudian tuangkan air sebanyak 100 ml secar perlahan-lahan, tunggulah hinggah tidak ada air lagi yang menetes ke dalam tabung erlemeyer

4.      Ukurlah jumlah air yang menetes ke dalam masing-masing tabung erlemeyer

5.      Hitunglah daya serap tanah terhadap air dengan rumus sebagai berikut:

 

Daya serap tanah = Jumlah air yang dituangkan – Jumlah air yang menetes   X  100%

Jumlah air yang dituangkan

                

·         Untuk mengidentifikasi tumbuhan dan hewan yang hidup pada ekosistem kebun sekolah

Petunjuk kegiatan 1:

1.      Amati jenis hewan yang dapat ditemukan dikebun sekolah

2.      Amati alat gerak, jenis makanannya,  cara reproduksinya, dan perkembangbiakkannya

3.      Masukkan data hasil pengamatan didalam table yang telah tersedia.

 

            Petunjuk kegiatan 2 :

1.      Amati jenis-jenis tumbuhan yang hidup dikebun sekolah

2.      Amati cara hidupnya dan cara berkembang biaknya

3.      Masukkan data hasil pengamatan didalam tabel

 

D.    Data Hasil Pengamatan yang Diperoleh

1.      Data hasil pengamatan suhu udara dan suhu tanah dikebun sekolah

– Suhu udara kebun kampus pgsd : 28,5o C

– Suhu tanah kebun kampus pgsd : 27 o C

 

2.      Data hasil pengamatan besarnya PH atau derajat keasaman tanah kebun sekolah dan tanah humus

 

No Jenis tanah PH Asam atau basa Subur atau tidak subur
1. Tanah kebun sekolah 6 Asam Tidak subur
2. Tanah humus 8 Basa Subur

 

3.      Data hasil pengamatan daya serap tanah kebun kampus pgsd, pasir dan tanah humus terhadap air adalah sebagai berikut:

Penyelidikan cara pertama :

Tanah kering kebun kampus pgsd

Diketahui :  Tanah basah                                             : 100 gr

Tanah yang sudah dikeringkan       : 40 gr

Ditanya    :  Daya serap tanah terhadap air?

Jawab       :

Daya serap tanah         =  Berat basah-berat kering x 100%

                                                 Berat basah tanah

= 100 gr – 40gr x 100%

100 gr

= 60%

Penyelidikan cara kedua :

Tanah basah kebun kampus pgsd

Diketahui:  Berat tanah basah                                          : 100 gr

Berat tanah yang sudah dikeringkan     : 40 gr

Jumlah air yang dituangkan                      : 100 ml

Jumlah air yang menetes                             : 47 ml

Ditanya: Daya serap tanah terhadap air?

Jawab  :

Daya serap tanah = Jumlah air yang dituangkan – Jumlah air yang menetes   X  100%

Jumlah air yang dituangkan

= 100 ml – 47 ml x 100%

100ml

 

= 53 %

Tanah humus

Diketahui :      Tanah humus               : 100 gram

Air yang dituangkan   : 100 ml

Air yang menetes        : 26 ml

Ditanya: Daya serap tanah humus terhadap air?

Jawab :

Daya serap tanah = Jumlah air yang dituangkan – Jumlah air yang menetes   X  100%

Jumlah air yang dituangkan

= 100 ml – 26 ml x 100%

100ml

= 74 %

 

Tanah pasir

Diketahui :      Berat Pasir                      : 100 gram

Air yang dituangkan    : 100 ml

Air yang menetes          :  58 ml

Ditanya: Daya serap tanah humus terhadap air?

Jawab :

Daya serap tanah = Jumlah air yang dituangkan – Jumlah air yang menetes   X  100%

Jumlah air yang dituangkan

= 100 ml – 58 ml x 100%

100ml

= 42 %

 

Hasil pengamatan jenis-jenis hewan yang hidup dikebun sekolah :

Kegiatan 1 :

 

No Nama          Hewan Tempat Hidupnya Alat    Geraknya Jenis  Makanannya Cara  Reproduksinya  
1 Burung udara sayap Biji-bijian bertelur
2 Ayam darat kaki Bijian-bijian,nasi,cacing,ulat,dll bertelur
3 cacing Di dalam tanah Perut/seluruh permukaan tubuh Bakteri/sisa makhluk hidup bertelur
4 Kelabang Di dalam lubang Kaki Sisa-sisa makhluk hidup bertelur
5 nyamuk Tempat lembab sayap darah bertelur
6 Kumbang udara sayap manisan bertelur
7 semut darat kaki manisan bertelur
8 Kodok amphibi kaki nyamuk Bertelur

 

 

 

 

 

 

Hasil pengamatan jenis-jenis tumbuhan yang hidup dikebun sekolah

Kegiatan 2:

 

No Nama tumbuhan Cara berkembang biaknya Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan oleh hewan dan manusia Jumlah Tanaman
akar umbi biji batang tunas
1 Rumput teki akar         Daunnya sebagai makannan ternak Lebih kurang 100 batang
2 Ubi kayu       batang tunas Umbi dan daun mudanya 4 batang

 

 

E.     Pembahasan

      Tanah

Tanah adalah lapisan paling atas di permukaan daratan yang diperlukan tumbuhan untuk mendapatkan nutrisi, air dan sebagai tempat tumbuhnya. Tanah terbentuk melalui proses pelapukan batuan dan penguraian senyawa organik dari jasad makhluk hidup yang telah mati.
Tanah terbentuk melalui dua tahap. Tahap pertama adalah akumulasi lapisan bahan induk yang telah terpecah dan terpisah, disebut regolit. Tahap kedua adalah pembentukan lapisan tanah paling atas yang merupakan hasil dari penambahan air, udara, makhluk hidup (biota), dan bahan organik hasil pembusukan jasad makhluk hidup yang telah mati (humus).

Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat.

Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil.

Tanah tersusun atas beberapa komponen, yaitu: bahan anorganik (mineral), bahan organik, air dan udara. Faktor utama yang mempengaruhi pembentukan tanah, yaitu: bahan induk, iklim, topografi, biota dan waktu. Sebagian besar tanah memiliki beberapa horizon, yaitu lapisan-lapisan tanah yang masing-masing berbeda dalam hal komposisi kimia, fisik, atau kandungan bahan organik. Potongan vertikal tanah yang menunjukan horizon-horizon tanah disebut profil tanah.

Tekstur tanah merupakan gambaran tingkat kekasaran atau kehalusan bahan mineral yang menyusun tanah. Tekstur tanah sangat menetukan kualitas tanah, terutama dalam hal kemampuannya menahan air. Partikel yang besar akan menyebabkan rongga antar partikel tanah juga besar sehingga air dan udara cenderung mudah mengalir.
Sebaliknya, partikel yang kecil akan menyebabkan rongga antar partikel juga kecil sehingga air dan udara lebih lambat bergerak dan cenderung tertahan. Oleh karena itu, tekstur tanah yang paling baik untuk keperluan pertanian atau perkebunan adalah yang mengandung lempung/liat, pasir, dan debu/endapan lumpur.

 

      Pengertian ekosistem

Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik atau interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Selain itu ekosistem merupakan tingkatan organisasi kehidupan yang mencakup organisme dan lingkungan tak hidup, dimana kedua komponen tersebut saling mempengaruhi dan berinteraksi.

Komponen penyusun ekosistem terdiri atas dua macam, yaitu komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik adalah komponen yang terdiri atas makhluk hidup, sedangkan komponen abiotik adalah komponen yang terdiri atas benda mati. Seluruh komponen biotik dalam suatu ekosistem membentuk komunitas. Dengan demikian, ekosistem dapat diartikan sebagai kesatuan antara komunitas dengan lingkungan abiotiknya.

1.      Komponen Abiotik

Komponen abiotik merupakan komponen tak hidup dalam suatu ekosistem. Komponen abiotik sangat menentukan jenis makhluk hidup yang menghuni suatu lingkungan. Komponen abiotik banyak ragamnya, antara lain: tanah, air, udara, suhu, dan lain-lain.
a. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.
b. Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.
c. Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk.
d. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. . Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.
e. Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.
f. Garis lintang

Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.

2.  Komponen Biotik

Berdasarkan caranya memperoleh makanan di dalam ekosistem, organisme anggota komponen biotik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Produsen, yang berarti penghasil. Produsen merupakan organisme yang mampu

menghasilkan zat makanan sendiri (autotrof) melalui fotosintesis. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah tumbuhan hijau atau tumbuhan yang mempunyai klorofil. Produsen ini kemudian dimanfaatkan oleh organisme-organisme yang tidak bisa menghasilkan makanan (heterotrof) yang berperan sebagai konsumen.
b. Konsumen, yang berarti pemakai, yaitu organisme yang tidak dapat menghasilkan zat makanan sendiri tetapi menggunakan zat makanan yang dibuat oleh organisme lain. Organisme yang secara langsung mengambil zat makanan dari tumbuhan hijau adalah herbivora. Oleh karena itu, herbivora sering disebut konsumen tingkat pertama. Karnivora yang mendapatkann makanan dengan memangsa herbivora disebut konsumen tingkat kedua. Karnivora yang memangsa konsumen tingkat kedua disebut konsumen tingkat ketiga dan seterusnya. Proses makan dan dimakan di dalam ekosistem akan membentuk rantai makanan. Perhatikan contoh sebuah rantai makanan ini: daun berwarna hijau (Produsen) –> ulat (Konsumen I) –> ayam (Konsumen II) –> musang (Konsumen III) –> macan (Konsumen IV/Puncak).
Dalam ekosistem, banyak proses rantai makanan yang terjadi sehingga membentuk jaring-jaring makanan (food web) yang merupakan kumpulan dari beberapa rantai makanan.
c. Dekomposer atau pengurai. Dekomposer adalah jasad renik yang berperan menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme yang telah mati ataupun hasil pembuangan sisa pencernaan. Dengan adanya organisme pengurai, organisme akan terurai dan meresap ke dalam tanah menjadi unsur hara yang kemudian diserap oleh tumbuhan (produsen). Selain itu aktivitas pengurai juga akan menghasilkan gas karbon dioksida yang akan dipakai dalam proses fotositesis.

Penggolongan Kelompok Hewan Berdasarkan Jenis Makanan

Pada umumnya binatang / hewan dapat kita bagi menjadi beberapa jenis / macam berdasarkan makanan yang dimakan sehari-hari, yaitu :

1. Herbivora / Herbifora

Herbivora adalah jenis hewan yang memakan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti daun, kayu, biji, buah, bunga, dan lain sebagainya. Contoh Binatang herbivor adalah kambing, unta, kerbau, kelinci, burung dara, dan lain-lain.

2. Carnivora / Karnivora

Carnivora adalah jenis binatang yang memakan makanan yang berasal dari tubuh hewan lainnya seperti daging, darah, dan sebagainya. Hewan ini disebut juga sebagai hewan predator. Contoh hewan carnifora adalah singa, macan, harimau, cheetah, piranha, burung bangkai, burung pemakan serangga, ikan arwana, dan lain sebagainya.

3. Omnivora / Omnifora

Omnivora adalah jenis hewan yang memakan makanan keduanya baik tumbuhan maupun hewan. Binatang ini makan silih berganti antara keduanya. Contoh binatang omnivor adalah yakni tikus, ikan mas, ikan mujair, ayam, dan lain-lain.

 

F. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa jenis tanah yang baik adalah tanah humus dengan ph 8 karena banyak mengandung unsur hara dengan warna tanah yang hitam dan jenis tanah humus merupakan tanah yang subur untuk ditanami tumbuhan sedangkan tanah kebun sekolah tidak subur untuk ditanam tumbuhan karena ph tanahnya 6 yang merupakan ph asam, selain itu dapat kita lihat tanah kebun sekolah berwarna kuning dan terlihat gersang.

Tanah yang baik adalah tanah yang teksturnya tidak padat dan tidak renggang. Sehingga air yang dibutuhkan mencukupi dan akar pun mudah menjalar. Maka dari itu hubungan jenis tanah dengan daya serap air sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Dapat kita simpulakan bahwa tanah humus lebih baik dibandingkan tanah kebun kampus pgsd dan pasir dikerenakan daya serap tanah terhadap air lebih tinggi sehingga tanaman bisa menyerap air yang ada di dalam tanah tersebut sehingga tanaman dapat tumbuh dengan subur.

Berdasarkan pengamatan tentang jenis-jenis hewan yang banyak terdapat di kebun kampus pgsd adalah semut,nyamuk,kodok,kumbang,dll. Sedangkan jenis tumbuhan didominasi oleh tumbuhan rumput, dan ubi kayu.

G. Daftar Rujukan

  1. http://yukimiku.blogspot.com/2011/01/penelitian-ipa-tentang-daya-serap-air.html
  2. http://mozaiksains.wordpress.com/2010/03/12/komponen-ekosistem/
  3. http://surgaku.com/2009/12/jenis-jenis-tanah-dan-pengertiannya/
  4. http://syadiashare.com/jenis-tanah.html
  5. http://organisasi.org/teknik-cara-membuat-tanah-tetap-subur-dan-tips-pengawetan-tanah-ilmu-biologi
  6. http://organisasi.org/penggolongan_kelompok_hewan_berdasarkan_jenis_makanan_binatang_herbivora_karnivora_dan_omnivora_ilmu_sains_biologi

 

 

 

 

 

 

 

 

6 Tanggapan so far »

  1. 1

    ipapgsd said,

    Bagus Kelompok 1 sudah memasukkan artikel Laporan
    tetapi untuk format laporan blog yang lebih lengkap tolong diakses halaman:

    Laporan Praktikum IPA

  2. 2

    endinaputri said,

    tolong update laporannya ya, sesuai format di blog induk ipapgsd.wordpress.com

  3. 3

    andesti1 said,

    @IPA PGSD : Mkasih buk
    @ENDINAPUTRI : iy mb mkasih..
    ini udah dibuat sesuai formatnya,benar ngk?

  4. 4

    emilda saputri said,

    sudah bagus…tp format tulisan nya coba diatur lebih baik lg,,..agar tampilannya tambah oke

  5. 5

    andesti1 said,

    @ mbk emil, sbnrnya udah rapi di buat d word,cma waktu masukkin kblog tulisannya berubah mbk,ga bs d edit jg..gmn y mbk?

  6. 6

    helmina said,

    apa sich interaksi antara komponen biotik dan abiotik dan peran biotik dan abiotik


Comment RSS · TrackBack URI

Tinggalkan Balasan ke ipapgsd Batalkan balasan